Bercanda, Tapi Menyebalkan Kalau Keseringan

Monday, March 25, 2013

Contoh percakapan yang sering gue denger adalah yang seperti ini :

A : "Eh, ada pameran komputer loh di kantor yang barat sana! Ke sana yuk!"

B:  "Oh, ya? Kata siapa?"

A : "Kata aku barusan." *nyengir kuda*

B : "Ai kamu tau dari siapa?"

A : "(Oh iya, lupa nyantumin sumber infonya! *tepok jidat*) Dari si C." (Oke gue bisa terima kesalahan gue yang ini, karena emang guenya yang lupa nyebutin sumber informasi gue itu).

B : "Lho, katanya tadi kata kamu?"

A : "(Dalem ati kesel) Ya, aku cuma ngomongin info yang aku tau dari si C (Puas??)"

B : "Tadi katanya dari si C?"

A : *Diem. Ngegerem. Ripuh lagi ada kerjaan. Ga mungkin lagi ngebales kata-kata si B, soalnya udah keabisan kata. Muka burekem.* "(ggrrrjhcdkgesk..)"


Keterangan:
A : Si gue
B : Si pacar gue
C : si sumber informasi





Udah tau gue teh bermaksud menyampaikan pesan secara bener-bener, eeehhh, malah nanya dibalik-balikin. Tau sih maksudnya guyon, sekali dua kali doang mah gapapa. Tapi kalau keseringan, ya gue jadi kesel lah! Ga setiap saat gue lagi seneng dibercandain. Lagi nyut-nyutan ni perut gue. Percaya ato engga terserah deh!

Dan mana mungkin gue menyampaikan curhat gue ini secara langsung ke orangnya? Ya liat aja, ditulis aja udah banyak gini, apalagi diomongin langsung? Yang ada malah omongan gue yang blepetan. Entar disangka yang macem-macem lagi tau dah!

Yang ngerasa, jangan marah yah. Protes sedikit boleh kan?

*Fiuh, makasih ya blog, lega gue udah nulis walopun ga ngomong langsung...

NOVEL Assassin's Creed: The Secret Crusade

Friday, March 22, 2013


Buku ketiga dari serial novel Assassin's Creed ini, lebih 'mengena' dari dua seri pendahulunya. Mungkin mungkin saja ini adalah cikal bakal dari keseluruhan cerita. Lebih emosional, begitulah yang dirasa oleh indera imajinasi saya ketika membacanya. Dibandingkan dengan memainkan game-nya, ceritanya lebih mendetail (tentu saja! Karena ini novel), dan alur ceritanya lebih maju beberapa tahun dari ending game-nya. Jadi, untuk para anti-spoiler versi game-nya, silakan membaca novel ini setelah menamatkan game-nya, karena novel ini bisa dijadikan walkthrough juga loh! Pasalnya, cerita yang diangkat sama persis (setting, timeline) dengan game-nya. Istilahnya, ini adalah kisah The Legendary Mater Assassin, Altair Ibn La'Ahad, dalam membangun kembali Ordo Assassin yang kala itu sedang porak poranda setelah dikalahkannya Al-Mualim (Oooops, itu SEPOILER Nessaa!!!).

Tentang nama dan gelar Altair yang saya tuliskan di atas memang tidak saya lebih-lebihkan. Karena bagi saya, penggambaran karakter si Altair ini sangat pas dengan nama tersebut. Pengetahuan dan ajaran kebijaksanaan Kredo Assassin-nya, berhasil dikomunikasikan dengan mulus oleh sang pengarang, Oliver Bowden. Kalau saya baca, serasa sedang belajar ke Altair-nya langsung :D

Tidak lupa, ada unsur sejarah yang menjadi daya tarik tersendiri untuk serial yang melejit lewat franchise game besutan Ubisoft ini. Silakan cek di berbagai literatur supaya lebih meyakinkan. Pasti Anda akan menemukan fakta-fakta dan hikayat yang sesuai dengan alur ceritanya. Yah... dengan sedikit sentuhan kreatif dari si pengarang, sih. Tetapi hal tersebut tidak mengurangi daya tarik cerita, masih dalam lingkup kewajaran.