Judul : The Day of The Jackal
Author : Frederick Forsyth
Genre : Suspense, thriller, crime
Penerbit : Arrow Books, London, 1995 (UK)
Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2011 (Indonesia)
Pertama terbit : 1971
Tebal : 610 halaman
"Bicara tentang novel spionase, intrik internasional, dan suspense, Frederick Forsyth masternya." -The Washington Post
Nampaknya testimoni di atas memang tidak salah. Nyatanya, novel ini masuk dalam jajaran 100 novel kriminal terbaik sepanjang masa. Ceritanya sangat detail. Bahkan saking detailnya, ada kabar bahwa buku ini menginspirasi Yigal Amir, salah seorang militan ekstrim kanan dalam membunuh Perdana Menteri Israel, Yitzhak Rabin, pada tahun 1995.
Cerita diambil pada tahun 1961-1963 di Prancis, pada masa pemerintahan Presiden Charles de Gaulle. Berawal dari kudeta sebuah organisasi anti-de Gaulle yaitu OAS, yang menentang keputusan Presiden De Gaulle terhadap perang Aljazair. Keputusan tersebut dianggap mengkhianati dan mempermainkan pihak-pihak tertentu. Aksi OAS dalam mengeliminasi Presiden De-Gaulle pun dikerahkan, mulai dari infiltrasi ke pemerintahan, militer, sampai pemberontakan langsung. Namun sayangnya, usaha tersebut selalu berakhir dengan kegagalan OAS. Setidaknya, sampai pemimpin OAS, Letkol Jean-Marie Bastien-Thiry, dihukum mati Dinas Aksi Prancis.
Dengan adanya kegagalan pemberontakan langsung, banyaknya penyusup Dinas Aksi di jajaran petinggi OAS, dan defisit keuangan, membuat pemimpin OAS yang baru, Marc Rodin, memutuskan untuk menyewa jasa pembunuh profesional yang sama sekali asing (bukan dari OAS ataupun Dinas Pemerintahan Prancis) yang sama sekali tidak tercatat dalam arsip negara manapun. Pembunuh profesional inilah yang dikenal dengan kode alias Jakal, yang nantinya membuat perencanaan pembunuhan yang luar biasa detail dan sangat mematikan.
Berbekal pengalaman perang membuat penulis mampu membangun alur ceritanya dengan wajar, masuk akal, dan detail. Seperti misalnya dalam menguraikan detail kapan pembunuhan akan berlangsung, dimana pembunuhan itu berlangsung, senapan apa yang digunakan, pergi kemana saja, penyiapan dokumen palsu, sampai siapa saja orang-orang yang harus disingkirkan dalam operasi tersebut. Walaupun detail perencanaan sampai eksekusi ini sangat menarik, namun di satu sisi ada bagian yang membosankan, terutama saat di awal cerita dalam menceritakan latar belakang para tokoh dan ketika cerita masih dalam lingkup pemerintahan.
Tetapi, kebosanan itu akan terobati bila plot cerita sudah mencapai klimaks. Apalagi ketika sang sang Jakal sudah mendekati 'target'nya dan ketika sang Jakal bermain 'kucing-kucingan' dengan para polisi dan detektif di berbagai negara.
Bahkan menurut saya pribadi, buku ini ditutup dengan klimaks yang apik. Kesan menegangkan, antusias, dan menyenangkan pun tertinggal di hati. Buku yang wajib dikoleksi oleh para pecinta spionase.




0 comments:
Post a Comment