"Iya aku itu pemalu. Sudah mulai hafal ya?" :D. Begitu katamu pada malam itu. Mau tak mau itu membuat otak kiriku bekerja.
Menurutku, kamu itu bukan pemalu. Kalau kamu pemalu, mungkin kamu tidak bisa menjadi praktisi, dosen, atau menjadi dirimu saat ini.
Kamu itu introvert. Kamu itu hanya menunjukkan sisi-sisi diri yang, menurut kamu, pantas untuk kamu perlihatkan. Mungkin kamu menunjukkan sisi luarmu yang pemalu, namun sebenarnya aku percaya, kamu lebih dari itu.
Kenapa aku bisa bilang pemalu itu berbeda dengan introvert? Ini analisisku.
Ibaratkan kamu sedang berada di dalam sebuah kamar. Seisi kamar itu adalah jati diri kamu yang sebenarnya. Ya, kamar adalah tempat paling privasi untuk kita bukan? Di dalam kamar, kita bisa melakukan apapun yang kita mau. Mau joget kek, mau ngelamun kek, mau telanjang kek, toh itu kamar kita.
Nah, kalau orang pemalu, kamu itu berada di dalam kamar yang dindingnya terbuat dari kaca. Semua orang, dengan mata telanjang, bisa melihat jati dirimu yang sebenarnya, pengalamanmu, pengetahuanmu, pengetahuanmu, kemampuanmu. Tetapi, berhubung kamu berada
di dalam kamar itu, maka ketika ada orang lain yang hendak menarikmu keluar, kamu sebenarnya mau dan mampu. Tetapi banyak pertimbangan yang harus kamu lakukan, entah itu ada rasa takut, untung-rugi, dan sebagainya.
Sedangkan kalau orang introvert, ia ibarat orang yang memang berada
di luar kamarnya, namun kamar di belakangnya itu tertutup oleh dinding tebal, terlindungi, dan terkunci rapat. Orang biasa tidak bisa melongok ke dalam kamarmu, jati dirimu. Orang introvert hanya menunjukkan sisi yang ia anggap penting untuk orang lain ketahui (dramaturgi). Bisa saja di luar ia tampak ceplas-ceplos, namun sebenarnya ia sedang menyembunyikan kesedihan. Atau sebaliknya. Seperti itulah.
Hanya orang-orang tertentu lah yang bisa memasuki kamar si introvert ini. Entah itu karena diajak oleh si introvert itu sendiri, atau karena si orang lain itu sangat peka terhadapnya.
Berdasarkan analisis ini, kamu termasuk orang introvert, setidaknya menurutku. Dalam kasus kita adalah tentang hubungan kita ini. Kamu bukan pemalu, tetapi kamu belum siap untuk menunjukkan isi kamarmu yang telah ada aku di dalamnya.
Kamu hanya belum siap menunjukkan aku di depan lingkunganmu.
Kalau bertanya kenapa aku bisa ada di dalam kamarmu? Yah, mudah-mudahan sih karena kamu memang menginginkan aku untuk memasuki kamarmu. Mudah-mudahan lho ya..
Tenang, aku bisa bersabar. Karena aku mengerti kamu tanpa kamu bilang, dan aku akan terus menerus "belajar" untuk memahamimu, yang Insya Allah akan berlangsung selamanya. Karena ini adalah tugasku sebagai salah satu orang beruntung yang bisa (sedikit) bisa masuk ke dalam hatimu.
Mudah-mudahan aku bisa terus menjadi orang terpenting bagimu, karena aku pun mementingkan kamu. Aku akan menghadapi semuanya bersamamu. Jika kamu mengalami kesulitan menapaki kesuksesan ini, atau ada orang yang mau menggoyahkan kamu,
I'll be right behind you.